:::: MENU ::::

Sabtu, 11 Desember 2010


Antartika merupakan benua yang meliputi Kutub Selatan Bumi. Tempat terdingin di muka bumi ini sebahagian besar diliputi ais sepanjang tahun.

Meskipun legenda dan spekulasi tentang sebuah Terra Australis (“Tanah Selatan”) sudah ada sejak zaman kuno, penemuan benua yang pertama kali diterima umum terjadi pada 1820 dan pendaratan yang pertama terverifikasi pada 1821. Namun, peta yang dibuat Admiral Piri Reis pada 1513 memuat sebuah benua selatan yang mungkin mirip dengan pantai Antartika.

Dengan luas 13.200.000 km², Antartika adalah benua terluas kelima setelah Eurasia, Afrika, Amerika Utara, dan Amerika Selatan. Namun, populasinya terkecil, jauh di bawah yang lain (umumnya dihuni oleh para peneliti dan ilmuwan untuk batas waktu tertentu saja). Benua ini juga memiliki ketinggian tanah rata-rata tertinggi, kelembapan rata-rata terendah, dan suhu rata-rata terendah di antara semua benua di bumi.

Antartika merupakan zon bebas, walaupun sampai saat ini masih ada beberapa negara di dunia yang mengajukan tuntutan hak milik wilayah di benua Antartika tersebut.

Tidak dapat dipastikan siapa yang pertama menemukan daratan benua Antartika. Para ahli sejarah menyebut nama tiga orang yang melakukan pelayaran terpisah tahun 1820. Kapten Fabian von Bellingshausen dari Angkatan Laut Kerajaan Russia pada bulan Januari dilaporkan mencapai titik yang berjarak 32 kilometer dari Semenanjung Antartika. Para ahli sejarah yakin ia melihat daratan, tetapi mengira itu es. Pada bulan yang sama, Kapten Edward Bansfield dari Angkatan laut Inggris diduga juga melihat Semenanjung Antartika. Dan bulan November tahun yang sama seorang Amerika bernama Nathaniel Brown Palmer melaporkan melihat daratan dalam ekspedisi perburuan laut. Para ahli sejarah juga tidak dapat memastikan siapa yang pertama menjejakkan kaki di Kutub Selatan. Ada yang mengatakan seorang pemburu anjng laut Amerika bernama John Davis yang mendarat di Teluk Hughes di ujung semenanjung itu tahun 1821. Hampir seabad kemudian, tanggal 14 Desember 1911 penjelajah Norwegia Roald Amundsen, menjadi orang pertama yang berhasil mencapai titik Kutub Selatan.

Oh ya hampir lupa, Di tahun 1532, Oronteus Finaeus menggambar sebuah peta dunia. Bukan masalah kalau yang digambarnya sekedar peta sekitar Benua Eropa, Afrika, Asia, dan sebagian Amerika, tapi yang menjadi luar biasa adalah bahwa Oronteus Finaeus menggambarkan Benua ke enam – yaitu Antartika (Kutub Selatan)…! Padahal belum ada orang yang pernah berlayar sampai ke Antartika…! Dan yang lebih mencengangkan lagi, garis pantai pada peta Antartika yang dihasilkan oleh Finaeus – ternyata sama persis seperti peta Antartika modern saat ini…! Tentu saja hal ini menjadi luar biasa, karena benua Antartika ditutupi es abadi yang tebalnya mencapai 2 Kilometer…

Keadaan Alam ?

Antartika adalah tempat terdingin di Bumi dengan suhu mencapai -85 dan -90 derajat Celsius di musim dingin dan 30 derajat lebih tinggi di musim panas. Bagian tengahnya dingin dan kering serta hanya mengalami sedikit curah hujan. Turunnya salju juga terjadi di bagian pesisir, dengan catatan tertinggi 48 inchi dalam 48 jam. Hampir seluruh benua ini diselimuti es setebal rata-rata 2,5 kilometer. Tergantung pada lintangnya serta waktu malam atau siang yang konstan, membuat iklim yang biasa dialami manusia tidak terdapat di benua ini.

Penggalian menunjukkan bahwa Antartika jutaan tahun yang silam adalah benua yang bebas dari es. Ilmuwan menemukan fosil pepohonan, binatang menyusui kecil dan dinosaurus di sana.

Perubahan iklim…….

Beberapa ilmuwan yang sedang mencari petunjuk mengenai perubahan iklim telah mulai mengeksplorasi satu danau yang berada jauh di bawah lapisan es Kutub Selatan (Antartika). Meskipun sebanyak 150 danau telah ditemukan di bawah lapisan es di wilayah itu, percobaan awal telah mengungkapkan bahwa Danau Ellsworth memiliki kedalaman sekitar 350 kaki. Sehingga, danau tersebut menjadi tempat yang ideal untuk menyelidiki kehidupan mikroba dan menemukan catatan iklim, kata para peneliti itu.

Kehidupan Mikroba

Beberapa waktu yang lalu di beritakan sebuah kabar yang sangat mengejutkan. Peneliti berhasil menghidupkan mikrobia yang tidur 100 ribu tahun lalu. Peneliti pun tidak menyangka jika percobaan mereka akan berhasil. Namun bukti pertumbuhan sel bakteri tersebut di laboratorium kini memberi gambaran baru seperti apa sebuah kehidupan itu.

Sebelumnya, mikrobia ini selama 100 tahun terkunci dalam padat dan dinginnya es Antartika. Tak ada tanda-tanda kehidupan, apalagi suplai nutrisi untuk bereproduksi. Enzim, protein, DNA, gen, badan golgi dan bagian-bagian sel lain seluruhnya nonaktif tanpa ada tanda kehidupan. Oleh peneliti kondisi demikian disebut sebagai dormansi atau tidur sementara.
Categories:

1 komentar: