:::: MENU ::::

Selasa, 31 Januari 2012

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Siapakah yang bakal menjadi produsen mobil terbaik 2012? Consumer Reports, sebuah majalah otomotif independen di New York Amerika Serikat, memprediksi Honda akan menjadi yang terbaik.

Dari hasil Survey yang dilakukan Consumer Reports sepanjang 2011, Honda berhasil mengantungi nilai 94 sebagai best brand perception.

Ada beberapa aspek yang menjadi dasar penilaian Consumer Reports menentukan produsen mobil terbaik. Aspek-aspek tersebut adalah; safety, quality, value, performance, environmentally friendly (green), design (style), dan technology (innovation). Berdasarkan aspek penilaian tersebut, Honda meraih nilai yang baik pada aspek  quality, value, environmentally friendly (green), dan safety.

Sebelumnya, salah satu model Honda yaitu Honda Fit atau yang di Indonesia dikenal dengan nama Honda Jazz  memperoleh predikat sebagai “Best Value Small Car 2012” dari Consumer Reports. Honda Fit meraih nilai terbaik dari total 200 jenis kendaraan yang masuk daftar analisa Consumer Reports.

Setiap tahunnya Consumer Reports menyelenggarakan survei untuk menentukan peringkat terbaik produsen dan mobil terbaik. Laporan hasil investigasi dan hasil survei tingkatan yang mereka lakukan seringkali digunakan sebagai referensi atau acuan oleh konsumen di seluruh dunia yang hendak membeli sebuah mobil.

Senin, 09 Januari 2012

Symantec sedang melakukan investigasi terhadap kelompok hacker (peretas) India yang berhasil mengakses source code dari antivirus yang dikembangkan Symantec, Norton Antivirus.
Yama Tough, salah satu nick peretas tersebut memposting dokumen yang berkaitan dengan source code produk Symantec di Google Plus. Salah satu dokumen berisi teknik detail Norton AntiVirus, spesifikasi Quarantine server packaging API versi 1.0, dan dokumen lainnya merupakan teknologi Immune System Gateway Array Setup dari Symantec.

Dokumen yang diposting oleh Yama Tough di Google Plus dan Pastebin menunjukkan bahwa informasi rahasia Symantec tersebut didapat dari salah satu server milik pemerintah India.

Namun, juru bicara Symantec mengatakan bahwa apa yang dipublikasikan oleh peretas tersebut bulankah source code. "Kami sudah melakukan investigasi dan menemukan bahwa yang mereka bajak dan publikasikan bukan source code.
Itu hanya dokumen lama tertanggal 28 April 1999 yang mendefinisikan Application Programming Interface (API) untuk Definition Generation Service," ungkapnya. Dokumen ini menjelaskan bagaimana perangkat lunak bekerja, bukan source code yang sesungguhnya.

Sebelumnya, Symantec sudah mengakui bahwa kelompok  peretas India bernama Lord of Dharmaraja dan memiliki salah satu anggota yakni Yama Tough berhasil membajak produk antivirus Symantec Endpoint Protection 11.0 dan Symantec Antivirus 10.2.
Antivirus yang khusus menyasar kalangan korporasi ini merupakan antivirus yang sudah digunakan selama lebih dari lima tahun. Meskipun antivirus ini sudah tua, namun penggunanya masih banyak.

Rob Rachwald, direktur strategi keamanan di vendor keamanan Imperva mengatakan, dirinya masih belum mengetahui alasan mengapa kelompok peretas mengklaim hasil pencurian kode mereka.
"Kita tidak tahu berapa banyak yang telah dicuri, apakah itu source code atau bukan. Tetapi yang perlu ditekankan disini adalah bahwa grup peretas ini berpotensi untuk mengakses informasi penting yang berhubungan dengan produk antivirus Symantec. Meksipun Symantec mengklaim bahwa data yang dibajak peretas sudah tua, tetapi ini sudah membuktikan bahwa peretas sudah memahami sistem keamanan Symantec," jelasnya.

Oleh karena itu, Rachwald menyarankan agar Symantec membuat perubahan besar untuk teknologi antivirus mereka. Kompetitor Symantec juga akan diuntungkan dengan kebocoran Syantec ini, meski hanya mengetahui bagaimana perangkat lunak yang mereka kembangkan bekerja.
Rachwald mengatakan, kemungkinan para peretas India justru memperoleh source code dari pemerintah India, karena perusahaan keamanan seperti Symantec harus menyerahkan source code kepada pemerintah agar pemerintah dapat membuktikan bahwa mereka tidak dimatai-matai.